TANTANGAN PENDIDIKAN MASA KINI


TANTANGAN PENDIDIKAN MASA KINI
Tindak kekerasan yang dilakukan oleh remaja kini semakin mengerikan saja, bahkan pernah diberitakan siswa dibawah umur melakukan tindakan asusila, tidak hanya itu di usia yg sangat belia mereka sudah berani melakukan tindakan penganiayaan yang menjatuhkan korban. Apakah perubahan zaman ini mengakibatkan bnyaknya hal kengerian yg terjadi? Ataukah ini semua terjadi karena sudah semakin berkurangnya penghayatan akan moral dan norma2 yg ada? Atau masalah ekonomi? Aaah Begitu kompleks memang permasalahan ini. Tp saya tertarik membahasnya ke dalam dunia pendidikan. Berharap pendidikan mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik, meskpun saya percaya orang yg berpemdidikan pun bellum tentu bermoral baik, tapi tulisan ini diharapkan bisa membuka pikiran kita untuk sama2 menciptakan kesadaran kolektif untuk membawa bangsa kita ke jenjang yg lebih sejahtera.


Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran, baik itu keterampilan, moral maupun pengetahuan. Bahkan bisa saja dikatakan pendidikan merupakan alat mobilitas status sosial. Untuk masa kini jika kita ingin memiliki income yg tinggi kita harus memeiliko gelar pendidikan yang tinggi juga. Persaingan kompetitif dalam hal akademik menjadi fenomena yg bnyak dijumpai ketika tahun-tahun wisudawan telah digelar, semakin tinggi ipk, semakin terkenal almamater kita akan semakin mudah mendapatkan peluang pekerjaan. Karena pekerjaan inilah yg menjadi hal utama untuk bertahan hidup maka segala cara bisa dilakukan untuk memperolehnya. Karena hal inilah pendidikan terdistorsi sehingga bnyak orang berlomba2 memenuhi pengetahuan dan gelarnya saja, soal moral ataupun akhlak lupakan saja karena itu relatif. Dalam dunia bisnis yg penting win solutionya bukan prosesnya.

wajah pendidikan di indonesia memang tergolong lambat, malah saya berpikir apakah ini memang tradisi pendidikan yg diwariskan oleh penjajah kita dulu, sehingga kita terjebak dalam suatu sistem kekuasaan, kita dididik layaknya di cetak bukan untuk menemukan jatidiri tp supaya bisa mengikuti kemauan penguasa? Bersyukur saya punya bnyak rekan guru yg lebih menanamkan nilai2 moral yg mulia dan cara mereka mendidik bukan lah mencetak tp memfasilitasi, merangkul, memimpin dan menegur.
Lembaga pendidikan tidak akan maksimal dalam mendidik jika pihak keluarga angkat tangan 100%, anak bisa saja liar dan mencoba mencari jatidiri mereka dengan rasa penasaran dan pembangkangan mereka,  memang tidak bisa disalahkan jika mereka liar karena mungkin itu juga bagian proses hidup yang harus dilaluinya, tp itu semua bisa diminimalisir jika peranan orangtua itu hadir dalam kehidupan mereka. Peranan itu berupa kasih sayanh dan kebijaksanaan. Yang namanya orang tua selalu membuat bgitu bnyak larangan dalam mendidik, bahkan lebih sering menggunakan hukuman atau kekerasan, (jadi terpokir apakah mereka anak-anak dibawah umur yg melakukan kekerasan itu sering mendapatkan kekerasan dalm proses pendidikanya).
lingkungan tempat dimana anak tersebut berada sangat banyak mempengaruhi karakter mereka, didalam lingkungan itulah mereka bisa belajar mengamati kegiatan yang berlangsung dihadapanya. Tidak hanya mengamati mereka lebih banyak akan meniru apa yang telah mereka lihat mau benar ataupun salah jika seseharinya dia berhadapan dengan hal seperti itu akan ada rasa dorongan untuk ikut mencoba demi sebuah pengalaman dan kebebasan.
lingkungan keluarga


Orang tua adalah pendidik tingkat pertama, apa yang anak lihat itulah yang akan mereka tiru, dari kecil mereka akan selalu melihat kegiatan anda, cara anda berjalan, bicara, tindakan pada sesama dan ttek bengek lainya, manusia seolah memang prodak tiruan hampir semua kegiatan kita meniru orang lain, maka alangkah bahayanya jika orang tua memberikan contoh yg tidak baik bagi anaknya.
Banyak juga sih orang tua yanh tidak memberikan contoh yg tidak baik, bahkan saking tidak pernah memberikan contoh yg buruk tersebut mereka lupa bahwa mereka punya anak, mereka sibuk bekerja dengan alasan agar anaknya hidup mapan dan tak kekurangan apapun, nyatanya lebih banyak anak2 nakal dari golongan menengah keatas dengan alasan kurangnya kasih sayang yang berupa kehadiran real kedua orangtua mereka. Karena kesibukanya akhirnya anak-anak ini dititipkan di sekolah maupun tmpat les, ingat lho mereka anak-anakmu yg lebih merindukan kasih sayangmu, perhatianmu, kehadiranmu dan sentuhamu daripada harta, ataupun buku-buku pelajaran. Jadi wajar saja mereka mencari perhatian dengan kenakalan berharap orangtua mereka menyadari bahwa mereka itu ada.

Sekolah adalah pendidik tingkat kedua, karna menurur saya sekolah hanyalah tempat anak2 menujukkan karakter bentukan dari rumah mereka, setelah mengenal maka pihak guru disekolah akan memilah mana yg baik dan benar untuk anak tersebut, guru yg mempunyai hati pasti akan mencoba mempengaruhi anaknya untuk melihat dunia dan menuntunya kepada kebaikan moral yang dapt berguna bagi anak tersebut dan msyarakat sekitar. Sekolah bukanhlah bengkel layakmya ketok magic yg dalam durasi waktu tertentu mampu memperbaiki karakter anak. Semua butuh proses dan proses perubahan itu akan tercipta jika adanya sambutan yang baik dari orangtua si anak. Lembaga pendidikan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki moral bangsa ini dengan berbagai macam kurikulum, berusaha mecari yang sesuai dengan kebutuhan masa kini, bagi saya menjadi pendidik itu sangat sulit karena harus mampu mempersiapkan anak2 ini menghadapi masadepan sedangkan saya adalah karya pendidikan masa lampau.  Tp itu tidak mematahkan semangat saya untuk memberikan sumbangsih bagi generasi-generasi penerus bangsa ini. Mau sehebat apapun pendidiknya dalam mendidik naradidik tidak akan ada perubahan jika tidak di respon baik oleh orangtua anak.

Banyak orang tua tidak mau anaknya terlibat dunia kriminal tetapi cenderung menjebloskan anaknya terperangkap dalam dunia kriminal tersebut. Entah itu dengan suguhan2 suguhan sinetron yg tnpa pembinaan dan media internet yang tanpa pengawasan serta harta yg diberikan tanpa pengertian. Jadi jika anda orangtua maka didiklah anak anda dengan sikap dan tindakan bukan hanya skedar kata2 sja, jika anda sebagai pendidik atau guru didiklah mereka untuk mempersiapkan mereka menghadapi masa depan dengan karakter dan moral yang baik.
Yang harus di ingat adalah bagaimana mungkin anda dapat memberikan nilai-nilai kebajikan jika anda tidak mempunyai nilai2 kebajikan tersebut.


 Jangan salahkan anak anda atau murid anda jika tidak bisa menghidupi nilai2 kebajikan yang telah anda berikan.

Komentar

Postingan Populer